Patung Biawak Realistis Wonosobo Viral Karya Seniman Lokal

Patung Biawak Realistis Wonosobo

Pendahuluan

Patung Biawak Realistis Wonosobo Dunia maya dihebohkan dengan kemunculan sebuah patung di Wonosobo, Jawa Tengah, yang memiliki tingkat realisme luar biasa. Patung berbentuk biawak ini mendadak viral dan menjadi perbincangan hangat di berbagai platform media sosial karena tampilannya yang sangat mirip dengan hewan aslinya, bahkan membuat banyak orang yang melihatnya secara langsung sempat terkecoh.

Realisme Patung yang Mengejutkan

Patung Biawak Realistis Wonosobo Patung biawak yang menjadi buah bibir ini berlokasi di Desa Krasak, Kecamatan Selomerto, Kabupaten Wonosobo. Ditempatkan di pinggir jalan nasional, patung ini dengan cepat menarik perhatian pengguna jalan. Tingkat detail yang ditampilkan pada patung ini memang patut diacungi jempol. Setiap lekuk tubuh, tekstur kulit, susunan sisik, hingga ekspresi wajah biawak digarap dengan sangat teliti oleh seniman pembuatnya. Hasilnya, patung ini terlihat begitu hidup dan natural, seolah-olah seekor biawak sungguhan sedang bertengger di atas batu. Sumber Terpercaya Situs Dollartoto Agen Toto Macau Hadiah Fantastis dan Pasaran Terlengkap.

Banyak laporan menyebutkan bahwa pengguna jalan yang baru pertama kali melintas di area tersebut terkejut dan mengurangi laju kendaraan mereka, mengira biawak itu asli. Reaksi spontan ini menjadi bukti sahih betapa realistisnya patung tersebut, yang berhasil “menipu” mata banyak orang.

Baca Juga: Pasangan Muda Suluh Jalu Pamungkas dan Ami Pratiwi Gelar

Hasil Karya Seniman Lokal dengan Anggaran Efisien

Di balik realismenya yang memukau, patung biawak viral ini diketahui merupakan hasil karya seniman lokal asal Wonosobo. Proses pembuatannya disebut memakan waktu sekitar satu setengah bulan. Keberhasilan seniman lokal ini dalam menciptakan karya seni publik dengan detail setinggi ini menjadi kebanggaan tersendiri bagi masyarakat Wonosobo.

Selain kualitas seninya, aspek lain yang membuat patung ini viral adalah informasi mengenai anggaran pembangunannya yang relatif rendah, yakni sekitar Rp 50 juta. Angka ini dinilai sangat efisien jika dibandingkan dengan skala dan kualitas patung yang dihasilkan. Perbandingan pun muncul dengan proyek-proyek patung di daerah lain yang menelan biaya jauh lebih besar namun hasilnya terkadang kurang mendapatkan apresiasi serupa dari publik. Keterbatasan anggaran yang mampu menghasilkan karya berkualitas tinggi ini pun menuai banyak pujian dari warganet, mengindikasikan harapan masyarakat akan penggunaan anggaran publik yang efektif dan menghasilkan karya yang bermanfaat serta estetis.

Pihak Pemerintah Desa Krasak telah mengklarifikasi bahwa sumber dana untuk pembangunan patung biawak ini berasal dari dana Corporate Social Responsibility (CSR) yang disalurkan melalui Pemerintah Kabupaten Wonosobo, bukan murni dari Dana Desa seperti yang sempat beredar. Inisiatif pembangunan ini berawal dari usulan Karang Taruna setempat.

Kesimpulan

Penempatan patung biawak di lokasi tersebut bukanlah tanpa alasan. Area Jembatan Krasak dan Desa Krasak secara historis memang dikenal dekat dengan keberadaan biawak. Konon, nama “Krasak” sendiri terkait dengan suara “krasak krasak” yang dihasilkan oleh biawak saat bergerak di semak-semak. Ada pula julukan “Krasak Mbenyawak” yang melekat pada daerah ini.

Patung ini kini tidak hanya menjadi penanda geografis, tetapi juga simbol yang merepresentasikan kekhasan wilayah tersebut.